Pengendara.com—Perjalanan adventure yang aku jalani ini menjadi pengalaman yang berkesan dan tidak mungkin kulupakan. Segala persiapan, mulai dari kesehatan fisik, perbekalan dan perlengkapan untuk di perjalanan aku kemas dengan rapih. Ku akui, barang bawaan tersebut memang lebih banyak daripada perbekalan ketika aku touring menggunakan motor.
Saatnya untuk berpetualang kendaraan double cabin. Empat kendaraan yang siap untuk menemani aku bersama tim Robinson Journey. Aku ditugaskan untuk mengendarai sebuah mobil Mitsubishi Triton, double cabin. Di dalam mobil yang ku kemudikan ada tiga kru yang bertugas. Setiap mobil dilengkapi dengan handy talky (HT) demi melancarkan komunikasi ke tiga mobil lainnya.
Aku menggunakan pakaian yang dipersiapkan tim. Aku nekat mengemudikan mobil double cabin tersebut. Sebelumnya memang aku belum pernah mengemudikan mobil besar itu. Perjalanan ini dilepas oleh tim Metro TV. Mulailah aku berpetualang dari Jakarta menuju Banten dan menuju pelabuhan Bakauheni, Lampung. Selama perjalanan Jakarta ke Bandar Lampung masih ku anggap lancar.
Kemudian tahap Lampung, Bengkulu, Jambi, Palembang dan kembali ke Jakarta merupakan perjalanan yang sangat mengasyikan. Ada beberapa tempat rekreasi yang aku kunjungi. Tempat tersebut belum pernah disentuh, mungkin.
Berbagai medan selama petualang tersebut kulalui dengan kondisi yang berbeda-beda. Mulai dari jalan mulus, yang hanya menginjak gas dan sedikit konsentrasi hingga trek yang luar biasa untuk dilintasi. Jalanan yang penuh dengan gumpalan debu pasir dan sebagainya. Apalagi yang sebelumnya harus dilalui jalan yang tanpa jalur. Membuka lintasan.
Di sinilah kelihaian mengemudikan mobil double cabin warna putih dimainkan. Mobil itu besar dan panjang serta lebar. Mobil putih yang awalnya bersih kinclong, saat memasuki wilayah hutan belantara dan membuka jalur, spontan semprotan lumpur dan debu menyelimuti mobil yang ku kemudikan. Segala macam kondisi cuaca aku lewati. Mulai dari teriknya matahari, hujan serta adanya angin yang sangat kencang.
Bayangkan, aku menjadi driver andalan wanita yang harus menghadapi jauhnya peradaban, keluar jalan aspal masuk hutan yang mobil itu menjadi makanan pacet dan bisa-bisa dengan kondisi tersebut, bisa tidak mandi beberapa hari. Ini semua harus kulalui. Inilah perjalanan yang sesungguhnya. Saat itu, mobil sebagai rumah kedua ku.