Pengendara.com—Djonnie menjadi seorang risk taker. Dalam menempuh beragam risiko, Djonnie bersyukur memiliki pendamping hidup, Agustine Mahanani, yang akrab disapa Naniek sejak 1981.
“Naniek adalah wanita dan istri yang setia, mendukung suami tanpa pamrih,” kata Djonnie yang lulus dari AIP tahun 1979 atau angkatan ke-19 dengan ijazah MPB III dan pada tahun 1985 memegang ijazah MPB I.
Baginya, risiko adalah tantangan sekaligus harapan. Di darat, ia terjun di dunia bisnis bersama sahabatnya Soetikno Soedarjo mendirikan PT Citrabuana Indoloka dan PT Intertek Utama Services pada 1988.
Djonnie menjadi founder dan direktur utama perusahaan tersebut sejak didirikan sampai dengan saat ini. Setelah belasan tahun mengurus dua perusahaan dengan divisi bisnis yang berbeda, pada 2002 Djonnie Rahmat mulai menangani Mabua Harley-Davidson.
Kesempatan tersebut, katanya datang tidak sengaja, karena merupakan permintaan sahabatnya itu. Djonnie diminta untuk menggantikan Bambang Pramono Sungkono pimpinan Mabua Harley-Davidson yang wafat.
Bagaimana cara Djonnie memimpin perusahaan Mabua Harley-Davidson, dalam suka dan duka, hingga berjaya selama 18 tahun? Ikuti terus Pengendara.com