Diusianya ke-5 Mochap Goes To Bali, Pancasila Ride

Mungkin asing bagi para pembaca mendengar kata Mochap. Modern Chapter adalah singkatan dari Club Harley Davidson yang bermarkas di Modern Land Tangerang. Dan inilah keseruan Mochap di dalam usianya yang ke-5 tahun.

Pengendara.com-Komunitas ini merayakan 5 tahun eksistensinya di dunia permotoran, dengan mensyukuri tetap solid, saling menghargai sesama sahabat di komunitas, kompak, dan terbuka bagi siapa saja pengguna Harley Davidson dari manapun domisilinya, yang penting guyub dan respect sesama.

Pada awal Juni, tepatnya 1 hingga 5 Juni 2021, bertepatan hari besar memperingati Lahirnya Pancasila, 15 rider, dengan 6 peserta membawa para istrinya, mengisi kegiatan touring dengan semangat menghidupkan pariwisata daerah, berawal dari kota Solo, Malang via Blitar, Banyuwangi dan menyeberang pulau Dewata Bali.

Ada juga member yang kebetulan punya banyak waktu sehingga memulai perjalanan riding 2 motor, start dari Tangerang ke Solo,. Dan bertemu dengan rombongan 13 motor lainnya yang memulai start awal touring dari best western Solo Baru. Namun sayangnya sang Ketua Mochap, haji Indra, saat itu kondisinya kurang sehat.

Seperti inilah touring Mochap yang dihiasi kebersamaan dan kegembiraan bersama. Hari pertama. Mereka titik kumpul di Solo, sudah menikmati wisata kuliner khas kota Solo, Sop kambing, tengkleng, tongseng, sate, juga Soto Seger khas Solo serta lain sebagainya yang sangat mantap.

Memasuki kota kecil Pacitan mereka mampir sejenak sekadar mengisi konten foto dan narsis di Pantai Soge. Makan siang untuk menghidupkan kuliner setempat, yaitu rumah makan sederhana kearifan lokal di desa Pacitan. Selanjutnya mengarah ke Trenggalek dan ke kota marmer Tulungagung,

Kondisi jalan yang mulus berliku liku di perbukitan sejuk dipenuhi pohon Pinus dan cemara, membuat perjalanan tidak membosankan dan bahkan memanjakan para rider untuk cuci mata sepanjang perbukitan dan waduk gajah mungkur.

Karena ada motor peserta yang mengalami kendala dan waktu perbaikan, sehingga sudah masuk maghrib dan gelap, rombongan tidak sempat untuk berswafoto dengan latar belakang patung Bung Karno- Putra sang Fajar di kota Blitar. Malam harinya setelah menempuh jarak 355 km rombongan tiba di kota Malang pukul 21.50 WIB.

Perjalanan hari kedua. Mereka start dari Malang ke Banyuwangi (300km). Dijadwalkan bisa mampir ke Taman Nasional Hutan Baluran di Situbondo tapi karena keterbatasan waktu, sudah gelap menjelang maghrib jadi langsung ke hotel Ilira Banyuwangi. Keesokan paginya, di hari ketiga, mereka di Banyuwangi pelabuhan Ketapang menyebrang ke pelabuhan Gilimanuk di Pulau Dewata Bali. Keberangkatan mereka disambut teriknya matahari. Tetapi para petualang jalanan ini tiba dengan aman dan bergegas turun dari kapal ferry penyeberangan.

“Waah..lega rasanya sudah overland Bali,” kata seorang peserta.

Hanya sejam penyeberangan. Mereka sudah berpindah pulau dan berpindah zona waktu yaitu Waktu Indonesia Tengah.

“Kami memilih jalur jalan Seririt Singaraja di Utara Bali, agar bisa melintasi pantai Lovina yang terkenal dengan sekawanan lumba lumba lucu sering mendekat menjelang ke bibir pantai, Tidak lupa kami mengisi ibadah Sholat Jumat dan makan siang disekitar Lovina beach,” kata Bro Zul seorang peserta yang ikut touring.

Setelahnya dilanjutkan untuk menikmati panorama yang membuat kesegaran setelah ratusan kilometer ditempuh, sampai juga ketemu dengan ke elokan gunung Batur dan danau Batur di perbukitan yang dingin berkabut syahdu dan sendu di Kintamani.

“Lalu kami sampai di kawasan Nusa dua setelah melewati Tol Laut Bali Mandara yang mengirit waktu tempuh kurang lebih 25 menit bila harus melewati jalan utama ke bundaran simpang siur, jalan Raya bypass Ngurah Rai dan lintas Jimbaran, Nusa Dua. Senang rasanya rombongan Finish dengan aman lancar dan selamat di Pulau Bali,” katanya.

Hari kedua di Bali (Sabtu) Peserta terlihat lebih rileks, sambil penasaran ingin explore Bali di hari kedua sebelum esoknya harus kembali terbang pulang ke Jakarta.

Setelah sarapan pagi di hotel Courtyard by Marriot Hotel, Nusa Dua, jadwal rombongan adalah makan siang di Gong Jati Luwih yang tidak jauh dari Danau kembar di Bedugul, Jati luwih, kawasan pedesaan asri dengan suguhan ‘sawah teras siring’ bersusun berundak dan menurun dengan irigasi yg indah dipandang mata, kebetulan saat kami berwisata disini, padinya sedang menguning menjelang panen raya. Sungguh pemandangan takjub, indah, dan pantas mensyukuri nikmat Tuhan atas alam yang tenang di Bali.

“Sekembalinya ke hotel kami di Nusa Dua, kami tutup acara dengan makan malam bersama diiiringi musik dari organ tunggal dan pesta kecil dengan tetap menerapkan prokes dan kawal ketat pihak hotel sebagai penyedia tempat acara Alhasil sejumlah peserta dihibur dengan beberapa permainan santai dan ada yang mendapat hadiah hiburan dibawa pulang,” ujarnya.

Keesokan, Minggu 6 Juni 2021 semua peserta terbang kembali ke Tangerang dan Jakarta. Sampai ketemu di wisata touring selanjutnya, seraya berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa memberikan nikmat panjang umur, dan rezeki yang cukup, sehingga masih bisa menikmati segenap alam ciptaan-Nya.

Peserta
Zul (road captain)
Captain Penerbang Allen
Vicky
Yana Nuraga
Pasha
Agung
Abrian
Dede
Heru
Hendi
Fero
Yoga
Wawan
Vardy
Yendi

Latest Posts