Array

Menjadi UMKM Pemenang di Era Masker

Pengendara.com—Para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus tampil menjadi pemenang dalam peperangan melawan pandemi Covid-19 ini.

Kendati UMKM menjadi sektor yang paling terdampak pandemi. Namun, UMKM harusnya mampu untuk segera bangkit di era masker ini. Sebab, sektor UMKM amat diharapkan karena dapat menyerap 97% tenaga kerja, dan merupakan kontributor ekonomi yang cukup dominan.

Dalam setiap krisis dari 1998 dan 2008 motor pemulihannya adalah UMKM. Ketika terjadi PHK massal di sektor formal maka UMKM dijadikan sebagai buffer atau absorber yang dapat menyerap pengangguran.

Menurut survei BPS sebanyak 83% pelaku usaha UMKM mengalami penurunan pendapatan akibat adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan menurunnya daya beli masyarakat di tengah pandemi. Tetapi, jangan panik menghadapi situasi dan kondisi pandemi yang serba tidak pasti dan tidak menentu ini.

“Segera beradaptasi, berpikiran positif, dan optimis. Saling bersilaturahmi karena akan memperluas rezeki kita,” kata Ketua Umum OK OCE Iim Rusyamsi dalam acara Webinar Menjadi UMKM Pemenang di Era Masker pada hari Minggu (11/10/2020).

Webinar Menjadi UMKM Pemenang di Era Masker merupakan hasil kerja sama Global Influencer School, Himpunan Artis Pengusaha Seluruh Indonesia (HAPSI), Ketix.id, PajakOnline.com, OK OCE, dan Indonesia Food Bank (IFB).

Dalam Webinar yang memotivasi dan menginspirasi ini menghadirkan sejumlah pembicara dari kalangan influencer, entreprenuer, dan socioprenuer antara lain, dr. Tirta Influencer & Founder Shoes and Care, Iim Rusyamsi Ketua Umum OK OCE, Nuruddin Siraj, Direktur Eksekutif Indonesia Food Bank, Yuma Shannelom, Ketua Umum HAPSI. Webinar ini diikuti ratusan peserta secara online, dipandu moderator terkenal Hariqo Wibawa yang juga CEO Global Influencer School serta disiarkan secara Live di channel Youtube GURU YOUTUBER. Acara ini didukung penuh oleh CUTBOX, Calon Jenazah Motorcycle Club (CJMC), SEKOLAH YOUTUBER, Indonesia Influencer Awards, dan ZATI care, sehat setiap saat.

Transformasi Bisnis dari Konvensional ke Digital, Bisnis Online

Ketua Umum OK OCE Iim Rusyamsi./Pengendara.com

Menurut Iim Rusyamsi justru pandemi ini adalah momentum yang tepat untuk segera bertransformasi bisnis, karena banyak peluang baru, mengubah cara berbisnis dari konvensional ke digital, memperluas pasar secara online.

“Sebab, semua usaha besar, menengah, kecil, sampai mikro semuanya terdampak pandemi. Ini saatnya kita bangkit bersama,” ajak Iim yang memiliki 400.000 anggota OK OCE yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Iim mengungkapkan, sebanyak 99,9 % pelaku usaha adalah pelaku UMKM. Sedangkan pelaku usaha atau pengusaha besar hanya sedikit jumlahnya, yakni 0,01% yang didominasi sejumlah konglomerat.

Mayoritas pelaku usaha berasal dari sektor usaha mikro kecil yang rata-rata omzet nya di bawah Rp1 juta per hari, seperti usaha minuman kekinian, antara Rp300 ribu-Rp600 ribuan per hari.

Sebanyak 98% atau jumlahnya 63 juta pelaku adalah dari usaha mikro kecil. “Oleh karena itu, kita fokus membantu pada pelaku usaha mikro kecil karena mereka lah yang menyerap 97% tenaga kerja. Setiap pelaku usaha mikro kecil rata-rata bisa menyerap 1-4 orang tenaga kerja.

Pemerintah sendiri diharapkan dapat mendukung penuh UMKM untuk Go Digital. Sebab, cara tersebut dinilai paling ampuh dalam mempertahankan UMKM.

Ketua Umum HAPSI Yuma Shannelom memotivasi agar para pelaku UMKM tetap produktif dan inovatif mencermati setiap peluang yang ada. “Masih banyak sektor usaha yang potensial. Cobalah pertimbangkan hobi yang menghasilkan uang. Manfaatkan jejaring sosial kita. Terus produktif dan kreatif. Semangat UMKM tidak boleh padam. Hidup UMKM!” kata Yuma.

Sementara itu, Influencer & Founder Shoes and Care, dr. Tirta mengungkapkan, setiap orang bisa menjadi pengusaha UMKM. Beranilah memulai untuk berbisnis, dari yang paling kecil, tanpa modal, misalnya, menjadi dropshipper sampai kemudian bisa berkembang dan punya modal sendiri untuk membesarkan usahanya.

“Saya belajar berbisnis tidak diajarin siapapun. Learning by doing. Untung dan rugi adalah risiko. Jangan ada keraguan. Semakin ombaknya ganas, kita akan menjadi pebisnis yang handal,” kata dr. Tirta.

Menurut dr. Tirta, kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri di tengah pandemi ini. Pengusaha yang selamat harus membantu yang berada di bawahnya, saling peduli, bekerja sama, bersinergi dan berkolaborasi.

Direktur Eksekutif Indonesia Food Bank/Food Share Nuruddin Siraj./Pengendara.com

Direktur Eksekutif Indonesia Food Bank/Food Share Nuruddin Siraj mengatakan, Food Bank dengan Food Share di bawah naungan Yayasan Gerakan Berbagi Pangan Dunia akan mengambil peranan sebagai akselerator perekonomian nasional.

“Kami mengalirkan donasi yang kami kumpulkan dari saudara, teman-teman, dan masyarakat untuk dibelanjakan makanan di UMKM. Kemudian, makanan tersebut kami bagi-bagikan kepada warga yang membutuhkan makanan,” kata Nuruddin.

Gerakan Indonesia Food Share ini dapat mengatasi dua permasalahan sekaligus, yakni meningkatkan permintaan ekonomi di sektor UMKM, mengalirkan uang dari hasil aksi filantropi dalam rangka upaya pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, mendukung penuh upaya pemerintah dalam mewujudkan amanat pasal 34 UUD 1945.

Indonesia Food Share (IFS), Gerakan Berbagi Pangan Dunia.

Latest Posts