Pengendara.com—Toyota Astra Finance (TAF) Syariah sebenarnya sudah diperkenalkan sejak 2013. Tujuannya melayani kebutuhan konsumen akan pembiayaan yang berlandaskan prinsip-prinsip syariat islam. Dalam kegiatan pembiayaan ini berdasarkan prinsip akad Murabahah, yaitu pengadaan suatu barang yang dilakukan dengan mekanisme jual beli dengan menegaskan harga beli (harga perolehan) kepada pembeli, dan pembeli membayar dengan harga lebih sebagai laba, secara angsuran berdasarkan jangka waktu yang disepakati.
Sharia Business Unit Head Tri Wahyudi menjelaskan dengan pembiayaan syariah, kita tidak perlu khawatir akan ketidakpastian suku bunga, karena melalui skema ini, nilai marjin akan tetap sepanjang tenor sehingga besar angsuran akan selalu sama hingga akhir masa pembiayaan. “Transaksi dapat berlangsung tidak hanya bagi Anda yang beragama Islam saja, agama lain pun dapat ikut mengikuti kegiatan pembiayaan ini asalkan tidak memiliki jenis usaha yang dikategorikan haram,” kata Tri yang ditemui Pengendara.com di Kantor Pusat TAF di The Tower Building, kawasan Gatot Subroto, Jakarta.
Saat ini, pertumbuhan TAF terus meningkat hingga dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2017 lalu. Sampai Bulan Oktober 2018 ini, TAF Syariah sukses membukukan penjualan hingga 663 unit kendaran atau setara Rp124 miliar. Dengan hasil tersebut, Tri optimistis hingga akhir tahun nanti target yang telah ditetapkan perusahaannya bisa tercapai.
“Target tahun ini sebesar 750 unit atau Rp 134 miliar. Berarti tinggal Rp10 miliar untuk mencapai target, yang mungkin dapat tercapai pada bulan November dan Desember tahun ini,” ungkap Tri.
Kini, terdapat sebanyak 37 cabang yang memperkenalkan produk TAF Syariah di seluruh outlet Toyota di Indonesia. Dan salah satu wilayah yang terbesar menjadi peminat pembiayaan syariah ini adalah Surabaya yang mencatatkan pendapatan sebesar 25%, yang diikuti Jakarta dan beberapa wilayah lainnya seperti Pekan Baru, dengan berbagai jenis kendaraan yang menjadi kendaraan pembiayaan oleh produsen.
“Produk TAF Syariah ternyata sangat banyak peminatnya, dan justru di luar Jakarta yang menjadi wilayah peminat terbesar, sebut saja Surabaya yang mampu mencatatkan transaksi pembiayaan sebesar 25%, dan di ikuti Jakarta dan Pekanbaru serta wilayah lainnya. Hal ini karena keamanan dan kenyamanan yang dirasakan oleh produsen dalam saat bertransaksi,” kata Tri.