Waspada Microsleep Penyebab Kecelakaan saat Berkendara!

    Seperti sebuah komputer, otak telah shut down dalam kondisi ini.

    0
    6061
    Menguap pertanda mulai mengantuk. Hati-hati microsleep./Foto Ist/Pengendara.com

    Pengendara.com—Microsleep terjadi saat berkendara tiba-tiba terlelap begitu saja, seketika, barang beberapa detik. Truk yang pada mulanya masih jauh jaraknya tiba-tiba berada di depan mata.

    Microsleep adalah keadaan saat badan tidur sesaat. Segala input dari indera penglihatan dan pendengaran kita tidak dapat diproses otak. Durasi microsleep adalah antara 1-30 detik, yang bisa terjadi walaupun mata masih terbuka.

    Menurut Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, sebenarnya kondisi tertidur merupakan bagian dari jam biologis dan siklus hidup manusia. Ada 2 kondisi tertidur, yakni

    (1) Ngantuk berat, biasanya terjadi karena kurang tidur, akibat begadang, dan kelelahan yang menyebabkan terjadinya Automatic Behaviour Syndrome (ABS) yang berpotensi memicu kecelakaan lalu lintas. Banyak kejadian kecelakaan lantaran ABS. Tabrakan beruntun, mobil yang nyelonong nabrak orang, atau motor dan pengendaranya yang nyemplung got. Bahkan ada pengendara yang nabrak truk kontainer yang sedang parkir karena ngantuk berat.

    (2) Ngantuk sesaat, walaupun kualitas tidur sudah bagus, dan cukup jam tidurnya. Namun, ngantuk sesaat atau microsleep ini dapat terjadi bila tidak diantisipasi. Pukul 06.00 pagi badan biasanya masih segar bugar, menjelang pukul 10.00 pagi mulai mengantuk, dan bisa mengalami microsleep. Badan segar lagi pukul 15.00 sore, dan memasuki senja ke malam menurun lagi untuk butuh tidur.

    Siklus itu perlu diwaspadai saat berkendara. “Ada juga setelah makan, kita merasa mengantuk. Mungkin karena organ pencernaan tubuh bekerja keras. Kondisi mengantuk seperti ini perlu juga diwaspadai ketika kita berkendara,” kata Jusri kepada Pengendara.com

    Jalan lurus terus bikin ngantuk./Foto Ist/Pengendara.com

    Selain itu, microsleep dapat terjadi karena perjalanan yang membosankan. Biasanya, ungkap  Jusri, saat menempuh rute yang rutin dilalui atau jalur komuter. Juga saat melewati highway atau jalan tol bebas hambatan.

    Suasana berkendara yang kaku, tidak adanya teman bicara, dapat membuat pandangan pengendara kosong dan akhirnya melamun. Melamun kelamaan bikin ngantuk. Terbangun kaget saat kecelakaan!

    “Oleh karena itu, jangan sampai kecelakaan. Saat berkendara, read what you see. Mengerti apa yang dilihat di depan, samping kiri dan kanan dan belakang, sehingga dapat memproyeksikan. Mengecek kaca spion ke kiri dan kanan setiap 5-8 detik untuk mencegah ngantuk. Atur kecepatan tidak konstan, namun dalam batas aman dan keselamatan berkendara. Upayakan ada pilihan rute jalan lain, untuk menghindari rutinitas dan kebosanan,” kata Jusri.

    Pada kecepatan 70 kilometer per jam microsleep selama 3 detik dapat menyebabkan kendaraan menyusur tanpa kendali sejauh 200 meter. Dalam jarak 200 meter nyawa bisa melayang dalam sekejap. Bayangkan apa yang akan terjadi apabila kendaraan berada pada kecepatan 100 kilometer per jam?

    Berhenti, parkir di tempat aman, dan tidurlah bila mengantuk di perjalanan./Foto Ist/Pengendara.com

    Jadi apa yang harus dilakukan?

    1.Berhenti
    2.Parkir mobil di tempat aman
    3.Tidur

    Tak perlu tidur lama, 10-15 menit cukup, untuk menyegarkan badan.

    “Dalam prosedur keselamatan berkendara, berhenti dan beristirahatlah setiap 2 jam ketika sedang touring atau berkendara jarak jauh. Pergunakan waktu istirahat untuk benar-benar tidur efektif selama 15-30 menit, sehingga ketika terbangun badan terasa segar bugar. Jadi, waktu istirahat jangan dipergunakan untuk ngobrol dan bercanda. Bawa kacamata hitam dan earphone dan tidurlah. Tutup mata dan telinga. Tapi jangan tutup hidung ya, nanti engga bisa nafas.. Hahaha..,” kata Jusri.

    Untuk penumpang yang berada di samping pengendara atau co-driver, ajaklah pengendara berbincang yang menyenangkan sehingga mengurangi kebosanan di perjalanan.

    Jangan jadikan diri dan keluarga menjadi bagian dari bertambahnya statistik kecelakaan di jalan raya. Mari Kita Utamakan Keselamatan Berkendara!