Pengendara.com—Mobil listrik atau Electric Vehicle/EV merupakan kendaraan ramah lingkungan yang akan semakin berkembang di masa depan. Namun, produksi mobil listrik secara massal di Indonesia masih mengalami cukup banyak kendala. Mulai dari regulasi, harga yang mahal, dan minimnya infratruktur untuk pengisian daya listrik (charging station).
“Mengisi daya untuk mobil listrik bisa dilakukan di rumah. Namun, butuh waktu lama daripada melalui perangkat khusus charging station,” ungkap Technical Instructor PT Mitsubishi Motor Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Rahardito Dio Prastowo yang menjadi salah satu pemberi materi dalam sharing session rangkaian HUT Ke-15 Forum Wartawan Otomotif (Forwot) di Sentul, Bogor, Sabtu (12/5/2018) lalu.
Rahardito membandingkan dengan pemilik dan pengendara mobil listrik di Jepang yang biasanya mengisi daya di port charging station yang hanya membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk mengisi 80 persen kapasitas baterai mobil listriknya.
Sedangkan, mengisi di rumah bisa memakan waktu hingga 6-10 jam, lantaran keterbatasan daya listrik di rumah. “Sebagai contoh, Mitsubishi i-MIEV, mobil listrik ini butuh waktu charging hingga 6 jam dengan daya listrik AC230 volt dengan 15 ampere, 8 jam untuk 10 ampere dan 10 jam untuk 8 ampere,” kata dia.
Mengenai isu keselamatan pengendara mobil listrik, kata Rahardito, adalah aman. Pabrikan sudah antisipatif dengan teknologi terkini, termasuk melewati jalan banjir.
Mitsubishi i-MIEV, EV city car ini aman melewati banjir walaupun baterai lithium-ion berada di bagian bawah kendaraan.
“Ada teknologi skering pemutus aliran listrik ketika terjadi banjir atau kecelakaan. G-Sensor bisa membaca tumbukan atau kondisi kendaraan terbalik, kemudian sistem secara otomatis memutus aliran listrik dari baterai,” katanya.
Juga jangan khawatir kesetrum. Karena baterai mobil listrik dilapisi pelindung. Bahkan dapat meredam ledakan, kalau pun meledak karena sebab tertentu, palingan hanya membuat sasis rusak dan aliran listrik langsung terputus.