KARENA KAU ADA untuk Cinta, Kasih, dan Persaudaraan

    Ottava dan The Resonanz Music Studio Mempersembahkan Konser 25 tahun Perjalanan Musik Farman Purnama.

    0
    680
    Farman Purnama./Foto Dok. Pribadi/Pengendara.com

    Pengendara.com—Sebagai penyanyi tenor yang sudah malang melintang baik di dalam maupun luar negeri sudah sepantasnya Farman Purnama bersama The Resonanz Music Studio menggelar konser sekaligus merayakan 25 tahun perjalanan bermusiknya.

    Konser akan diselenggarakan besok atau Sabtu (7/4/2018) pukul 19.30 wib bertempat di Balai Resital Kertanegara, Jl. Kertanegara No. 28, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

    Selain Farman Purnama, konser ini juga akan didukung penampilan para penyanyi bertalenta seperti Aning Katamsi, sopran, Alicia K. Hartono, mezzo-sopran, Ferina Widodo dan Batavia Madrigal Singers, diiringi oleh Avip Priatna, selaku direktur musik dari Jakarta Concert Orchestra.

    Mungkin tak banyak orang yang tahu siapa sesungguhnya Farman Purnama, maklum saja dia bukan penyanyi pop yang kerap warawiri di layar kaca. Farman sendiri tahu betul akan konsekuensi atas genre klasikal yang dia geluti selama seperempat abad ini. Dia juga mengerti kalau jenis musik yang dilakoninya bukanlah ‘barang dagangan’ yang lahap di konsumsi di Indonesia.

    Kendati demikian Farman tetap bangga walau bukan bagian dari pelaku panggung yang mayoritas. “Saya sadar kalau genre musik yang saya tekuni memang kurang diminati di Indonesia. Tapi saya tetap bangga karena melalui musik ini saya sudah membawa Indonesia ke panggung International. Jadi buat saya dalam bermusik itu tidak ada yang namanya sekat-sekat. Semua punya tujuan yang sama yaitu ingin menghasilkan karya yang bisa dinikmati bersama,” ujar Farman Purnama kepada Pengendara.com.

    Dalam Konser 25 tahun Perjalanan Musik Farman Purnama nanti setidaknya ada 20 lagu yang akan dibawakan yang juga dibagi dalam beberapa sub tema merefleksikan perjalanan karir bermusiknya.

    Kecintaan bermusiknya tak terbatas hanya dalam ranah klasik tapi juga dalam musik non klasik. Perjalanannya di ranah musik pop pernah menghantarkannya untuk berkolaborasi dengan nama-nama besar dalam industri musik pop di Tanah Air seperti Elfa Secioria, Andi Rianto dan Addie MS.

    Ia adalah salah satu penyanyi dalam album Interlude dari Hati (bersama Magenta Orchestra) dan penyanyi utama dalam album Karena Cinta Kita Ada : Tribute to Erros Djarot. Ia juga sempat tampil kolaboratif membawakan karya musik alternative dari group Emerson Lake dan Palmer (ELP) di Komunitas Salihara pada Februari 2016 lalu.

    Tidak cukup dengan berkiprah di ranah pertunjukan vokal, Farman juga menyalurkan kecintaannya terhadap komposisi musik. Ia menciptakan beberapa aransemen dan lagu untuk musik paduan suara. Juni 2017 lalu ia meluncurkan mini album solo bertajuk FARMAN, di mana dalam album tersebut dia menyanyikan lagu-lagu ciptaannya sendiri dalam genre crossover.

    “Di konser nanti ada 20 lagu yang akan saya bawakan secara solo ataupun kolaborasi dengan penyanyi lainnya. 20 lagu itu adalah rangkuman dari gambaran perjalanan saya selama 25 tahun bermusik,” ujar Farman.

    Seperti diketahui Farhan Purnama adalah penyanyi bersuara tenor. Pada tahun 2009 ia memutuskan untuk menekuni karir di bidang musik lebih profesional dengan mempelajari seni pertunjukan vokal klasik di Utrecht Conservatory (Hogeschoolvoor de Kunsten Utrecht) negeri Belanda.

    Ia menyelesaikan pendidikan musiknya hingga tingkat Master di bawah arahan maestro Henny Diemer. Namun sebelum belajar ke Belanda, bakat seni vokalnya telah terbina terlebih dahulu di bawah bimbingan N. Simanungkalit, Pranadjaja, Anette Frambach dan Avip Priatna.

    Malah Sarjana Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) yang lulus tahun 2002 ini sejak tahun 1999 bersama Batavia Madrigal Singers dan Jakarta Concert Orchestra pimpinan maestro Avip Priatna sering ditunjuk sebagai solois dalam beragam repertoir.

    Di antara sekian banyak konser dan pertunjukan di Indonesia terdapat opera-opera yang pernah dimainkannya yaitu memainkan tokoh Turiddu dalam opera Cavalleria Rusticana karya Pietro Mascagni (2005), Samson et Dalilakarya Camille Saint-Saënsse bagai Samson (2006) dan pada April tahun 2016 lalu ia berperan sebagai Don Jose yaitu tokoh utama pria dalam opera Carmen karya agung Georges Bizet.

    Pertunjukan opera yang dilakoninya di luar negeri antara lain adalah pada tahun 2012 dalam opera Il Ritornod’Ulisse in Patria karya Monteverdi, memainkan peran Iro dan Giove, produksi dari Opera Studio Nederland di Kota Amsterdam dan pada tahun 2014 dalam opera Cosi fan Tuttekarya Mozart, berperan sebagai Ferrando, produksi dari Dutch National Opera Academy di Kota Den Haag. Salah satu peran tersulit di dunia opera bagi seorang tenor adalah tokoh Admeto dari opera Alceste karya Christoph W. Gluck, di bulan April tahun 2015 Farman telah memerankannya dengan sangat gemilang di Utrecht.

    Tahun 2006 ia juga mendapat kesempatan untuk menjadi solois Misa Coronation (Mozart) di Singapura dan pada Macau International Music Festival di Macau, bersama Orchestra Ensemble Kanazawa dari Jepang. Tahun 2007 ia menyanyikan bagian solo Misa Carl Maria Von Weber di Kanazawa Jepang, yang direkam dan diterbitkan oleh Warner Classic Japan.

    Seni panggung drama musik non klasik yang dilakoninya di awal tahun 2013 lalu adalah bermain sebagai tokoh Sangkuriang dalam drama musikal Sangkuriang, komposisi musik oleh Dian HP dan libretto oleh Utuy Tatang Sontani.