Pengendara.com—Ajisela Agrippina penggemar touring. Lady biker yang akrab disapa Jisel ini menempuh perjalanan sejauh 4.175 kilometer di Kalimantan. Dia berhasil mewujudkan impiannya touring bermotor menjelajah Pulau Borneo dalam Wilderness Of Borneo in 15 Days.
Di Kalimantan, Jisel mengawali misinya ini dari Tugu Khatulistiwa (Equator Monument) Pontianak Utara, Kalimantan Barat pada 25 November 2017. Sebelumnya, dari Jakarta dia riding menuju Semarang, lalu dengan kapal laut menuju Pontianak. Dia bersama timnya, Bro Adi Aghoy (Field Fixer/Naturalist), Bro Oyik Hart (Videographer/Photographer) dan Bro Gelly (Drone Master/Documentary Support).
Dipilihnya Kalimantan sebagai misi pertamanya karena masih sangat sedikit biker, bahkan belum ada lady biker yang mampu menjelajah menghadapi liarnya alam Kalimantan atau Borneo ini. Total 20 hari lamanya menjelajah alam Borneo. Menurut Jisel, Kalimantan sangat lengkap untuk para bikers penggemar touring, traveling, dan adventure.
Karena Borneo komplet sebagai daerah untuk berpetualang, mulai dari jalan mulus dengan tikungan tajam sampai jalan yang hancur, sehancur-hancurnya. Kemudian adanya jembatan panjang seperti tak berujung. Selanjutnya, menyeberangi sungai yang arusnya deras menggunakan kapal kecil.
“Ditambah lagi harus melewati hutan atau perkebunan kelapa sawit yang sangat luas tanpa adanya plang penunjuk arah serta tidak ada signal GPS atau masyarakat untuk dimintai petunjuk. Kita pun harus kuat mental saat melintasi beberapa daerah yang hutannya itu masih sangat kuat energi supranatural atau berbau mistis,” ungkap Jisel.
Dalam misinya ini, ia telah menjelajah mulai dari Pontianak-Sekadau-Semitau-Badau-Lanjak-Putussibau-Sintang-Sosok-Tayan-Sandai-Lamandau-Pangkalan Banteng-Sampit-Palangkaraya-Banjarmasin-Amuntai-Penajam-Balikpapan-Explore BOS (Borneo Orangutan Survival)-Balikpapan-Barabai-Banjarbaru-Explore Pasar Terapung dan finish Banjarmasin lalu dengan kapal laut menuju Surabaya, kemudian kembali ke Jakarta.
Lintas Badau Kapuas Hulu
Jisel mengungkapkan, perjalanan yang paling berkesan dan mendebarkan ketika dari Semitau menuju Badau Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Ia mencatat, saat itu jarak tempuhnya 97 kilometer, ditambah harus menyeberangi sungai besar menggunakan transportasi sungai (Ponton) untuk tiba di hutan sawit.
Sebagai seorang lady biker, sangat tertantang untuk berpetualang. Bayangkan, menurutnya, jika pendatang tersesat di sana sudah wajar karena tidak akan ada tanda penunjuk arah, tidak ada akses GPS untuk memandu ke lokasi yang dituju.
“Banyak dijumpai simpangan jalan dan penduduk setempat pun susah ditemui. Di sinilah kadang sempat membuat aku berkecil hati, tapi saya dan tim tidak akan diam di situ. Perjalanan ini harus dilanjutkan sampai selesai untuk semangati diri.
Pada dasarnya selama menjalankan misi ini semuanya sangat mengesankan, mulai dari serunya kerja sama tim pendukung. Rute perjalanan yang tidak akan pernah ditemukan di mana pun. Kemudian menemukan karakter dan kebiasaan orang-orang yang baru ditemui, pokoknya banyak cerita yang nggak akan bisa dilupakan,” katanya.
Dibalik keseruan perjalanannya ini, juga ada cerita lucu yang dialaminya, saat dia riding yang memang menggunakan helm full face berikut full safety gear dan berpapasan dengan warga setempat atau sesama pengendara motor, akan mengira dirinya adalah laki-laki. Dibalik itu semua, sebagian besar orang yang ditemuinya mengungkapkan kekagumannya kepada lady biker ini.
“Mereka tidak menyangka ada cewek dengan motor sport berani mejelajah liarnya hutan Kalimantan, terlebih lagi dengan predikat Legendary Bikers Indonesia 2017 yang ku sandang. Karena memang belum ada sosok seperti aku yang mereka temui selama ini, menjadikan aku merasa spesial dan berbeda dari kebanyakan pemotor lainnya,” jelasnya.
Dengan posisinya seperti sekarang ini akan lebih mudah untuknya mengangkat isu apa yang harus diluruskan.
“Selain karena ingin memperlihatkan Indonesia ke khalayak ramai, aku juga mau menyadarkan pentingnya keselamatan berkendara ke sesama perempuan. Karena perempuan yang akan menjadi seorang istri dan ibu untuk mengingatkan suaminya dan anaknya dalam berkendara yang baik di jalan raya,” harapnya.
Walau sudah banyak cerita yang di dapat, ia merasa belum sempurna menjalani tujuan misi tersebut. Karena kendala alam seperti musibah banjir dan hujan badai dibeberapa daerah disana masih terjadi. Ia mencontohkan, belum maksimal bertemu komunitas dan klub motor seperjalanan, juga belum mendapatkan banyak foto ataupun video yang bagus untuk di ekspos.
“Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung. Castrol Power 1, Contin Moto, Arei Outdoor Gear dan Swallow Delitire. Saya juga terima kasih atas support dari tim Indonesian Adventures, Equatorrad Motoadventure, Soul Kitchen dan FLYM Cinema,” kata Jisel.