Main Harley di Highway Autobahn

    Jalan bebas hambatan Autobahn, Jerman memang asyik dilalui naik motor besar. Jalannya lurus, mulus, dan panjang. Boleh speeding,namun harus dalam batas toleransi kecepatan aman di jalan tol, terutama bagi pengendara motor.

    0
    809

    Pengendara.comJalan bebas hambatan Autobahn, Jerman memang asyik dilalui naik motor besar. Jalannya lurus, mulus, dan panjang. Boleh speeding,namun harus dalam batas toleransi kecepatan aman di jalan tol, terutama bagi pengendara motor. Kebut-kebutan dilarang karena berbahaya. Kalau mau ngebut ya di sirkuit balapan

    Saya mengendarai Harley-Davidson Heritage Softail dengan kecepatan rata-rata 120-130 kilometer per jam. Sesekali spidometer menunjuk angka 150 kilometer.  Rasanya masih dalam batas refleks dan pengendalian, kendati butuh konsentrasi tinggi.  Saya bersama rombongan bikers melaju dari Kota Amsterdam, Belanda menuju Kota Baden, Jerman yang berjarak kurang lebih 500 kilometer.

    Rute perjalanan tersebut kami tempuh melalui highway Autobahn. Berbeda dengan aturan lalu lintas di Indonesia, mengendarai motor di lajur sebelah kanan. Apabila ingin mendahului kendaraan di depannya, maka mendahului dari lajur sebelah kiri. Di Eropa, posisi stir mobil berada di sebelah kiri, sedangkan kita posisi stir berada di sebelah kanan.

    Asyiknya mengendarai Harley-Davidson Heritage Softail di jalan bebas hambatan Autobahn, Jerman./Foto Stone Helltrust/Pengendara.com

    “Bila tidak ingin menyusul kendaraan lain, maka upayakan selalu berada di lajur sebelah kanan,” kata Bro Akbar Nusantara, Tours Director Kota Harley dalam briefing sebelum berangkat. Bro Akbar mengajak saya meliput touring di Eropa ini pada September 2014. Touring menempuh jarak 3.000 kilometer, melintasi sejumlah negara di Eropa, bergerak dari Belanda menuju Jerman, Italia, Swiss, Perancis, dan Belgia.

    Fotografer Bro Stone mengabadikan foto saya tersebut saat mengendarai Harley-Davidson di jalan bebas hambatan Autobahn, Jerman.

    Di Autobahn sepertinya tidak ada kendaraan yang berjalan pelan. Rata-rata kecepatan mobil mungkin sekitar 150-200 kilometer per jam. Sering saya melihat sekilas, Ferrari atau Lamborghini mendahului menyusul, atau beberapa pengendara motor sport 1.000 cc speeding mendahului rombongan kami.

    Saat berpapasan dengan truk-truk besar dengan gandengan kontainer yang panjang, adrenalin saya terpacu karena efek sapuan anginnya membuat motor yang saya kendarai bergoyang-goyang. Goyangan di motor cukup terasa dalam kecepatan visual di spidometer 120 kilometer per jam.

    Singgah di dealership H-D untuk berbelanja./Foto Stone Helltrust/Pengendara.com

    Mampir ke Dealership Harley-Davidson

    Tak hanya riding, rombongan bikers menikmati fleksibilitas waktu untuk berbelanja di dealership Harley-Davidson Niederrhein, Jerman. Saya memang sedang berada di bersama para penggemar berat Harley-Davidson saat itu. Setiap kali touring di berbagai negara, pastilah bikers mampir untuk berbelanja produk Harley-Davidson.

    Menjelang malam, rombongan tiba di Holiday Inn Express Baden, kawasan Lange Strasse, Jerman untuk beristirahat. Selanjutnya agenda riding biasanya dimulai pukul 08.00 waktu setempat.

    Melewati jalan perkampungan di Eropa/Foto Stone Helltrust/Pengendara.com

    Siap-siap untuk jalan lagi. Rute dari Baden ke Chur, Switzerland sejauh 300 kilometer dengan tujuan finish di hotel Simmerau Emserstrasse. Chur merupakan kawasan pegunungan Alpen yang dingin. Suhu saat riding sekitar 20-25 c, seperti AC dalam kamar.

    Bikers Kota Harley berpose bersama di sebuah pedesaan di Swiss./Foto Stone Helltrust/Pengendara.com

    Seperti apa rasanya riding di Swiss? Spot-spot yang menarik? Ke mana lagi? Sambil saya mengingat-ingat, boleh ya Ikuti terus Pengendara.com|Foto Stone Helltrust