Pengendara.com—Managing Director PT Distributor Motor Indonesia Ade Sulistioputra mengungkapkan, peluang pasar Royal Enfield amat terbuka, tak hanya jualan sepeda motor saja, juga menawarkan varian produk merchandise untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup, lifestyle bagi para penggemar dan pengendaranya.
“Saat ini, sebagai distributor dan dealer kami fokus building the brand. Kami akan make sure semua orang tahu ada Royal Enfield di Indonesia. Kami mengisi pasar yang belum ada, mid-size engine ini belum ada saingannya. Apalagi dengan harga yang affortdable,” kata Ade kepada Pengendara.com di showroom Royal Enfield yang megah, di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan.
Kecintaan Ade pada dunia otomotif, terutama sepeda motor tumbuh berkembang sejak masa kanak-kanak. Ade sudah terbiasa melihat Bro Tito Sulistio, ayahnya mengendarai motor besar, Harley-Davidson. Ayahnya, salah satu bikers pendiri Harley Owners Group (H.O.G) Jakarta Chapter, yang kini dikenal sebagai H.O.G. Jadoel, pada masa itu di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
“Sejak SMP sudah aware dan expose dengan motor besar. SMA dan kuliah naik motor. Saya suka naik skuter, vespa, kemudian mencoba naik Harley-Davidson, Triumph, dan akhirnya senang dengan Royal Enfield,” kata Ade.
Ade mengaku tipikal city rider, bukan tourer. “Saya naik motor hanya café to café. Saya tidak terlalu suka yang besar CC-nya, namun karena ukuran badan saya cukup besar, saya merasa Royal akomodatif dengan karakter dan sesuai keinginan,” kata dia.
Menurut Ade, Royal Enfield motor besar yang menyimpan sejarah dan kebanggaan tersendiri bagi para pencinta dan penggemarnya. Legendary motorcycles. Ini motor perang. Perusahaan Enfield Cycle memproduksi sepeda motor dengan nama Royal Enfield yang berbasis di Redditch, Worcestershire, Inggris. Warisan pembuatan senjatanya tercermin di dalam logo yang terdiri dari gambar meriam, dan mottonya yakni Made Like a Gun (dibuat seperti sepucuk senjata api).
Royal Enfield memproduksi perdana sepeda motor pada tahun 1901. Dalam perjalanannya, menjadi sepeda motor armada perang dari kesatuan British Forces Motorcycles yang dipergunakan pasukan pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II era 1930-1945.
Royal Enfield berjaya di era 60’an lalu menutup pabriknya di Inggris pada 1970. Brand ini kemudian berlanjut di India, kembali merambah dunia, termasuk Indonesia. Bagaimana strategi Ade Sulistioputra agar Royal semakin eksis dan laris manis? Ikuti terus Pengendara.com