Pengendara.com—Pada September 2015, Wawan memimpin McLaren dan Aston Martin. Dia berhasil meng-encourage para pelanggannya, membangun suasana kekeluargaan, harmonis, dan kondusif, mendorong semakin tumbuh berkembangnya komunitas-komunitas para pecinta supercars di Indonesia.
“Saya cukup dekat dengan para customers. Bagi saya, pelanggan itu seperti keluarga, Big Family of McLaren. Pelanggan juga harus mendapatkan informasi lebih dini, dan kami juga suka memberikan surprising gift, kejutan-kejutan yang membahagiakan,” kata Wawan.

Wawan mengaku paham betul dengan segmentasi kendaraan ultra premium di Indonesia dan cara menggaet konsumennya. Ini membuatnya percaya diri dalam memasarkan McLaren.
Menurutnya, sejak masuk pasar otomotif Indonesia, supercars asal Inggris ini telah memiliki ratusan konsumen. “Meski skalanya masih kecil, tapi untuk merek supercar seperti McLaren, pencapaian ini bagus,” ungkapnya.
Wawan memang punya strategi tersendiri dalam mengembangkan pasar McLaren di Tanah Air. Dia menyakini supercars ini para pendukung beratnya adalah komunitas.
McLaren melekat sebagai hobi. Kendaraan ini, terang Wawan, fungsinya bukan seperti mobil sehari-hari. Para customersnya gemar karena hobi dan passion. Kebanyakan dari mereka pecinta kecepatan.

Dia mengajak customernya ke sirkuit, menikmati McLaren secara langsung di sirkuit-sirkuit terkenal di dunia, merasakan sensasi seperti menjadi seorang pembalap sejati. Aktivitas ini menumbuhkan rasa memiliki, kebanggaan, dan loyalitas tersendiri.
Selain, meng-create pengalaman berkesan, kenyamanan customers juga menjadi perhatian utama. “Kami melayani pelanggan sepenuh hati. Customer tinggal gas mobilnya dan nikmati. Kami perhatikan layanan after sales , purna jual, dan spart part. Semuanya sangat kami perhatikan. Ada service 24 jam untuk customers,” kata Wawan.
Irmawan Poedjoadi optimistis Aston Martin dan McLaren yang ditanganinya akan semakin banyak penggemar dan pembelinya, seiring kondusifnya kondisi perekonomian. Ikuti terus Pengendara.com