
Pengendara.com—Djonnie selalu optimistis terhadap masa depan Mabua Harley-Davidson. Baginya, kompetitor adalah sahabat bisnis yang ikut meramaikan pasar. Ia percaya, persaingan antara produk atau brand Harley-Davidson dengan kompetitornya seperti Triumph, Indian, Victory, BMW berlangsung sportif.
Mabua Harley-Davidson telah menjalani cerita manis ini lebih dari 18 tahun. Ia menyakini loyalitas customers dan bikers Harley-Davidson akan tetap tertinggi pada Mabua. Djonnie tidak gentar bila pada suatu hari nanti ada dealers selain Mabua yang menjual produk Harley-Davidson yang mendapat izin prinsipal Harley-Davidson Motor Company (HDMC).
Motor besar Harley-Davidson merupakan produk premium dengan harga ratusan juta rupiah. Sebagai brand, Harley-Davidson memiliki nama yang kuat dan melegenda.

Oleh karena itu, pelayanan terhadap customers harus setara dengan brand equity tersebut. Ia memastikan orang-orang yang bekerja di Mabua mampu bersaing dan memiliki kompetensi serta dedikasi terhadap Harley-Davidson.
Berkat fondasi tersebut, hingga kini, Harley-Davidson masih menjadi penguasa pasar motor besar di Indonesia walaupun kompetisi semakin ketat.
Namun, Djonnie justru senang dengan adanya kompetitor. Bisnis menjadi sehat dengan adanya kompetisi, sehingga inovasi, kreativitas, dan pelayanan terhadap customers dapat semakin terus meningkat. Customers akan memilih yang terbaik.

”Kami tidak membanding-bandingkan secara teknis atau spesifikasi. Kami punya layanan purnajual dan service yang sulit dikejar,” katanya.Tantangan bagi Mabua Harley-Davidson pada saat itu terus meningkatkan kualitas layanan bagi pengguna Harley-Davidson. Sedangkan, tantangan untuk merek lain adalah menyamakan dan mengejar ketertinggalannya dengan Mabua Harley-Davidson.
”Kami tidak pernah memandang sebelah mata merek lain. Justru kehadiran mereka membuat kami berusaha lebih baik,” tegas Djonnie penuh percaya diri.

Djonnie mengungkapkan, perkembangan perekonomian secara global belum bersinar. Namun, Indonesia pertumbuhan per kapitanya cenderung meningkat. Ini merupakan potensi bagi Mabua Harley-Davidson ataupun dealership Harley-Davidson yang masih bertahan hingga sekarang.
Berdasarkan pengamatannya, varian motor besar Harley-Davidson selalu menawan hati customers. Pada masa itu, Djonnie menambah ekspansi Mabua Harley-Davidson ke sejumlah daerah dan membangun dealer-dealer baru, misalnya Mabua Harley-Davidson Batam, dan layanan mobilitas melalui Mabua Mobile Response (MMR) berupa Service on Site (SOS) ke berbagai daerah untuk melayani customers.

Di bawah kepemimpinan Djonnie Rahmat, pada masa kejayaannya, authorized dealer atau stores Mabua Harley-Davidson (MHD) sudah tersebar di sejumlah lokasi strategis dan segmented di Jakarta yakni di kawasan Pondok Indah, Puri Indah, Kelapa Gading, Iskandarsyah Blok M, dan Pondok Pinang sebagai headquarters, markas besar. Sedangkan di berbagai daerah, dealership Mabua Harley-Davidson tersebar di Medan, Semarang, Surabaya, Batam, dan Bali.
Di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Djonnie membangun dan memiliki markas besar Mabua Harley-Davidson Group yang megah. Mabua Harley-Davidson Plaza setinggi 10 lantai ke atas, dengan 3 basement dan landasan (heliport) untuk mendarat helicopter, merupakan salah satu manifestasi pencapaian prestasinya yang luar biasa.
Pasang surut perekonomian Indonesia, bagaimana Djonnie berupaya keras mempertahankan Mabua Harley-Davidson. Ikuti terus Pengendara.com